Alat-alat Keselamatan Kerja Saat Menggunakan Las Listrik
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi pergerakkan jari-jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung tangan harus selalu dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan bunga api atau benda panas yang dilas.
Helm/topeng Las
Helm/topeng las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultra violet dan infra merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las ini tidak boleh dilihat secara langsung dengan mata telanjang sampai jarak 15 meter. Selain itu bentuk helm/topeng las yang menutup muka berguna melindungi kulit muka dari percikkan api busur listrik dan asap gas dari proses peleburan elektroda pada las listrik.
Alat keselamatan kerja ini memiliki 3 lapisan kaca, yang terdiri dari satu kaca las khusus yang diapit oleh 2 kaca bening. kaca bening berfungsi melindungi kaca khusus tersebut agar tidak mudah rusak dan pecah.
Kaca las memiliki klasifikasi berbeda berdasarkan besar arus listrik yang dapat diatur pada mesin lasnya,
· Kaca las no.6 dipakai untuk las titik (tack weld)
· Kaca las no.6 dan no. 7 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere
· Kaca las no.8 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere – 75 Ampere
· Kaca las no.10 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 75 ampere – 200 Ampere
· Kaca las no.12 dipakai untuk pengelasan dengan arus sebesar 200 Ampere – 400 Ampere
· Kaca las no.14 dipakai untuk pengelasan menggunakan arus sebesar diatas 400 Ampere.
Pakaian kerja (Apron)
Pakaian kerja berguna melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar . Apron terdiri dari apron lengan dan apron dada.
Sarung Tangan (Welding Gloves)
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi pergerakkan jari-jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung tangan harus selalu dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan bunga api atau benda panas yang dilas.
Sepatu Las
Karakteristik sepatu las sangat berbeda dengan sepatu biasa pada umumnya. Sepatu las yang baik adalah yang terbuat dari bahan kulit dan diujungnya terdapat besi plat pelindung. Ini berguna untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja yang biasanya besi keras, berat, dan mungkin tajam.
Maskers
Berguna untuk menutup mulut dan hidung dari asap yang ditimbilkan oleh mencairnya fluks pada elektroda.
Alat keselamatan kerja las listrik hanyalah salah satu bagian dari sistem keamanan dan keselamatan kerja. Pemahaman terhadap resiko pekerjaan las listrik dan kesadaran dalam mematuhi prosedur kerjanya akan sangat membantu kelancaran dan keberhasilan pekerjaan.
http://pramithaprasethio.wordpress.com/2013/03/07/25/
cacat las
Cacat
las / defect weld adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana terjadi
penurunan kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud
adalah berupa turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar
base metal, tidak baiknya performa / tampilan dari suatu hasil las atau
dapat juga berupa terlalu tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak
sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu konstruksi. Terjadinya cacat las
ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak diinginkan dan mengarah
pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan alat, pekerja,
lingkungan dan perusahaan. Di samping itu juga secara ekonomi akan
mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan akan mengakibatkan
kerugian. Menurut American Socety Mechanical Engineers ( ASME ),
penyebab cacat lasan dapat dibagi menjadi beberapa faktor antara lain :
· 1. Kurang mendukungnya lokasi pengerjaan
· 2. Kesalahan operator
· 3. Kesalahan teknik pengelasan
· 4. Kesalahan material
Secara umum cacat las dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
· 1. Rounded indication atau cacat bulat
2.
Merupakan cacat las yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang
kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum sesuai kriteria
penerimaan yang dipakai
· Linear indication atau cacat memanjang
Merupakan cacat yang tidak diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan kurang, peleburan kurang)
Berikut adalah macam-macam cacat las :
- · Undercut
Oleh karena itu setiap proses pengelasan harus diikuti rangkaian pemeriksaan seperti :
1. Penetrant Test
Suatu
metode NDT yang cepat dan handal untuk mendeteksi cacat pada permukaan
yang terbuka dari suatu hasil pengelasan yang terbuat dari material yang nonporous dan yang mempunyai cacat yang terlalu kecil untuk dapat dideteksi dengan pemeriksaan visual yang biasa.
Gambar a. Pengaplikasian cairan DYE |
b. Setelah pengaplikasian cairan developer |
Langkah – langkah melakukan uji penetran yaitu :
1. Daerah yang di las hingga Heat Effectif Zone dibersihkan terlebih dahulu menggunakan sikat kawat.
2 . Setelahnya dibersihkan menggunakan cairan cleaner
3. Cairan
penetran dilapiskan didaerah tersebut dan didiamkan selama 10 – 15
menit. Hal ini bertujuan agar cairan penetran menempel di tempat-tempat
terjadinya cacat las.
4. Cairan penetran dihilangkan dari dari daerah tersebut.
5. Kemudian absorber disemprotkan ke daerah yang telah dibersihkan tadi
6. Apabila terlihat cairan merah artinya ada cacat las seperti porositas dan undercutting didaerah tersebut
7. Untuk
menghilangkan hal ini dilakukan penggerindaan jika porositasnya tipis.
Namun apabila porositas yang terjadi dalam, harus dilakukan pengelasan
ulang.
Dalam pengaplikasian NDT jenis ini, yang paling penting bagi seorang Inspector adalah kejelian dalam membedakan indikasi antara murni cacat las dan indikasi
palsu. Hal ini karena proses pembersihan pra pelaksanaan test sangat
vital bagi test penetran, apabila pembersihan tidak sempurna akan muncul
indikasi palsu. Gambar C di bawah merupakan indikasi tipuan cacat las.
Gambar c. Contoh Indikasi Palsu pada Penetran Test
|
2. Ultrasonic Test
Inspeksi
Ultrasonik merupakan suatu metode NDT yang sangat sensitif untuk
menginspeksi hasil pengelasan yang terbuat dari metal, non metal, dan
non magnetik. Dengan metoda
ultrasonik ini, dapat diketahui estimasi letak dan ukuran cacat yang
kecil walaupun hanya satu sisi permukaan hasil pengelasan yang dapat
diakses serta mampu mendeteksi cacat internal, cacat di permukaan, dan menentukan
karaktersitik perekatan (bond characteristic), juga untuk mengukur
ketebalan dan lebar korosi. Kesusksesan dari inspeksi ultrasonik sangat
tergantung pada kondisi permukaan subjek, ukuran butir dan arah butir,
dan impedansi magnetik.
Prosedur pelaksanaan ultrasonic test :
a. Melakukan penggerindaan pada daerah yang akan diuji
b. Persiapan peralatan, melakukan pengaturan pada alat ultrasonic
c. Membasahi bagian las-lasan yang akan diamati dengan ultra gel.
d. Mengarahkan bagian prop dari alat ultasonic ke sasaran yang akan diamati.
e. Mengamati tampilan pada layar apakah terdapat gelombang yang terindikasi sebagai cacat las.
f. Menandai dengan steel marker apabila terdapat cacat las.
3. Radiographic Test
Inspeksi
Radiographic merupakan suatu metode NDT yang sangat sensitif untuk
menginspeksi hasil pengelasan. Metoda Radiographic ini dapat untuk
menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa.
Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya
berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang sensitif.
Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film
tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan
memeprlihatkan bagian material yang mengalami cacat.
4. Vacuum Test
Vacuum
test merupakan salah satu cara untuk menguji hasil pengelasan. Dengan
vacuum test ini dapat diketahui ada tidak tidaknya kebocoran pada hasil
pengelasan. Vacuum test dilakukan pada hasil pengelasan yang hanya satu
sisi pengelasan yang dapat dilihat dan umumnya digunakan sebagai tempat yang berfungsi sebagai fluida strorage tank.
Berikut adalah prosedur vacuum test
a. Permukaan las dibersihkan dari segala macam kotoran dan debu
b. Permukaan las dilumuri dengan air sabun
Gambar 5 d. Permukaan Las Dilumuri Air Sabun
|
c. Permukaan las yang sudah dilumuri sabun ditutup dengan menggunakan Inspeksion Box.
b. Mesin vacuum dihidupkan dengan tekanan berkisar antara 262 – 400 mm Hg.
d. Apabila ada kebocoran pada hasil las maka akan muncul gelembung – gelembung air sabun
Gambar e. permukaan las ditutup inspection box
|
Tidak
ada toleransi sekecil apa pun apabila terjadi kebocoran dan solusinya
adalah harus dilakukan pengelasan ulang hingga tidak ada lagi kebocoran.
5. Leak Test
Leak
test merupakan salah satu jenis pengujian las yang digunakan untuk
mengetahui ada tidak nya kebocoran pada hasil lasan. Pengujian jenis ini
hanya bisa dilakukan untuk bidang lasan yang kedua sisi nya dapat
diamati.